Welcome to my blog ....................... Selamat Datang di blog saya ................... Sugeng Rawuh wonten ing blug kula

Minggu, 24 Februari 2013

FLORA & FAUNA LANGKA DI INDONESIA

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Berikut daftar flora & fauna langka yang ada di Indonesia.

FLORA
1. Balam Suntai (Palaquium walsurifolium)
2. Bayur (Pterospermum sp)
3. Bulian, (Ulin Eusideroxylon zwageri)
4. Cendana (Santalum album)
5. Damar, Kopal Keruling (Agathis labillardieri)
6. Durian (Durio Zibethinus)
7. Enau (Arenga pinnata)
8. Eucalyptus (Eucalyptus sp)
9. Hangkang (Palaquium leiocarpum)
10. Hongi / Saya (Myristica argentea)
11. Imba (Azadirachta indica)
12. Jambu Monyet (Agathis Lalillardieri)
13. Jelutung (Dyera sp)
14. Kapur Barus (Dryobalanops camphora)
15. Katiau (Ganna metloyauma)
16. Kayu Bawang (Scorodocarpus borneensis)
17. Kayu Hitam (Diospyros sp)
18. Kayu Kuning (Cudrania sp)
19. Kayu Manis (Cinnamomun burmannii)
20. Kayu Sepang (Caesalpina sappan)
21. Kemenyan (Styra sp)
22. Kemiri (Dipterocarpus sp)
23. Keruling (Dipterocarpus sp)
24. Ketimunan (Timonius sericcus)
25. Kulit Lawang (Cinnamomun cullilawan)
26. Ipil (Instsia amboinensis)
27. Malam Merah (Palaquium gutta)
28. Massoi (Cryptocaria massoi)
29. Mata Buta / Garu (Excoecaria agallocha)
30. Mata Kucing / Damar (Shorea sp)
31. Purnamasada (Cordia subcordata)
32. Sawo Kecik (Manilkata kauki)
33. Sonolkeling (Dalbergia latifolia)
34. Suren (Toona sureni)
35. Taker, Benuang (Duabanga moluccana)
36. Tembesu (Fagraea fragrans)



FAUNA
- Alap-Alap
- Anggang
- Anoa
- Babi Rusa
- Badak Jawa
- Badak Kalimantan
- Badak Sumatera
- Bajing Tanah
- Bangau Hitam
- Banteng
- Bayam
- Beruang Muda
- Beruk Mentawai
- Biawak Ambong
- Biawak Maluku
- Biawak Pohon
- Biawak Togian
- Bimok ibis
- Buaya Sapit
- Buaya Taman
- Buaya Tawar
- Burung Beo Nias
- Burung Cacing
- Burung Dara Mahkota
- Burung Gosong
- Burung Kipas
- Burung Kipas Biru
- Burung Luntur
- Burung Madu
- Burung Maleo
- Burung Mas
- Burung Merak
- Burung Paok
- Burung Sesap
- Burung Titi
- Burung Udang
- Cendrawasih
- Cipan
- Cubo
- Duyun
- Gajah Sumatra
- Gangsa Batu Sula
- Gangsa Laut
- Harimau Loreng
- Harimau Sumatra
- Ibis Hitam
- Ibis Putih
- Itik Liar
- Jalak Bali
- Jalak Putih
- Jantingan
- Jelarang
- Julang
- Junai
- Kahau Kalimantan
- Kakaktua Hitam
- Kakaktua Kuning
- Kakatua Raja
- Kancil
- Kangkareng
- Kanguru Pohon
- Kasuari
- Kelinci Liar Sumatra
- Kera Tak Berbuntut
- Kijang
- Klaces
- Komodo
- Kowak Merah
- Kuau
- Kubung
- Kucing Hitam
- Kura-Kura Gading
- Kuskus
- Kuwuh
- Labis-Labis Besar
- Landak Irian
- Lumba-Lumba Air Laut
- Lumba-Lumba Air Tawar
- Lutung Mentawai
- Lutung Merah
- Macan tutul
- Maleo
- Malu-Malu
- Mambruk
- Mandar Suiawesi
- Marabus
- Meong Congkok
- Merak
- Minata
- Monyet Hitam
- Monyet Jambul
- Monyet Sulawesi
- Muncak
- Musang Air
- Nori Merah
- Orangutan Pongo
- Orangutan/Mawas
- Pelanduk Napu
- Pengisap Madu
- Penyu Raksasa
- Pesut
- Peusing
- Platuk Besi
- Raja Udang
- Rangkok
- Rankong
- Roko-Roko
- Rungka
- Rusa Bawean
- Sandanglawe
- Sapi Hutan
- Siamang
- Suruku
- Tando
- Tapir
- Trenggiling
- Tungtong
- Ular Panana
- Walang Kadak
- Walang Kekek
- Wili-Wili

Selasa, 06 November 2012

CERPEN - APA SALAHKU, IBU ?

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Kasih orang tua bagaikan mentari yang menyinari bumi, terus menerus tanpa  henti sepanjang hari, silih berganti menyinari belahan bumi. Begitupun orang tua yang tak peduli lelah slalu menyayangi kita. Namun, hal ini seperti tak berlakubagi seorang anak berikut uamg lahir di Jombang ini, sebut saja Bela.
 Sejak dilahirkan ia sudah ditinggal oleh ibunya. Sang bunda telah pulang ke Rahmatullah. Namun apa yang ada di fikiran sang ayah?. Sungguh sadis, seorang ayah yang harusnya mengasuh dan mendidik anak dengan hal yang baik,  malah menelantarkan anak kandungnya sendiri dengan alasan yang tidak jelas.
Beruntung, Allah telah mengirimkan orang yang peduli dengan hal ini. Seorang teman dari ibunda mau mengangkatnya jadi anak angkat. Selama delapan tahun berlalu Bela hidup bersama ibu tiri. Tak seperti yang ada di dongeng, ibu tiri yang satu ini bisa, bisa mengasihi Bela layaknya anak yang ia lahirkan sendiri.
Delapan tahun berlalu, kini Bela telah menjadi seorang anak yang besar. Entah karena apa, sang ibu tiri ingin Bela bisa tinggal bersama kakak tirinya yang tinggal di Surabaya. Ya, kakak yang merupakan anak  kandung dari ibu tiri.
Di kota, bukannya Bela semakin nyaman justru Bela semakin tersiksa dengan keadaan ini. Kiriman uang dari ibuyang setipap bulannya dikirimkan lewat sang kakak, ternyat tak sampai dinikmati Bela. Harta itu hanya berhenti di tangan sang kakak.
Bela seolah – olah menjadi pembantu di rumah Sang Kakak. Uang yang harusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan Bela, justru untuk berfoya – foya Sang Kakak.
Untunglah penderitaan yang dialami Bela tak berlarut terlalu lama. Satu tahun bersama Sang Kakak dengan keadaan yang demikian, akhirnya diketahui Sang Ibu. Untuk menyelesaikan masalah ini, Bela dititipkan kepada Sang Paman yang sesungguhnya yang tinggal di Madiun. Dengan tujuan agar tidak berhubungan lagi dengan Sang Kakak.
Di Madiun tak serta merta merubah sikap Bela. Anak tersebut terbiasa dengan lingkungan kasar. Sikap sopan santunnya sungguh tipis, bahkan bisa dikatakan tidak ada. Hanyalah Sang Paman yang dia takuti.
Waktu berlalu, perlahan – lahan sikap Bela mulai berubah. Kini mulai muncul rasa sopan santunnya terhadap orang lain. Ini semua berkat bantuan moril yang diberikan kepada Bela oleh linkungannya, baik dari teman sekelas, guru, hingga masyarakat sekitar yang simpatik terhadap Bela. Hingga artikel ini ditulis belum ada berkembangan terbaru mengenai Bela. Kita hanya berharap semoga terjadi perkembangan positif terhadap diri Bela.
Dari peristiwa diatas kita bisa ambil hikmahnya. Sebagai orang tua tak sepantasnya kita menelantarkan anak sendiri yang merupakan darah daging sendiri. Dan tak semua ibu tiri itu kejam, salah satunya adalah ibu tiri dari Bela tadi, beliau bisa mengasihi dengan sepenuh hati. Tak lupa pula kita harus bersyukur apabila kedua orang tua kita masih ada, setidaknya kita tak mengalami hal serupa yang dialami Bela. Semoga dengan artikel yang sederhana ini bisa mengetuk hati kita, bisa selalu bersyukur atas pemberian Tuhan yang kita nikmanti selama ini.

Sabtu, 21 Juli 2012

Keutamaan (Fadilah) Sholat Tarawih

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Bulan Romadhon adalah bulan yang penuh berkah, penuh ampunan dari Sang Maha Kuasa. Banyak pahala yang diberikan serta besarnya pengampunan pada kita semua. Maka dari haruslah kita pandai - pandai berlomba untuk mrndapatkan pahala di bulan yang mulia ini.

Salah satu ibadah sunah di Bulan Romadhon yaitu Sholat Tarawih. Kita sadari atau tidak ternyata sholat sunah yang satu ini memiliki keutamaan (fadilah) yang tidak main - main. Tiap malamnya sholat yang dilakukan sebanyak 8 atau 20 rakaat ini mempunyai fadilah yang berbeda - beda. Mulai dari pengampunan dosa hingga pahala yang tiada tara. Dan berikut lebih jelasnya keutamaan tiap malamnya:


Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Tholib . Beliau Berkata :

Para sahabatnya bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang Fadilah atau Hikmah atau Syafa'at atau ganjaran shalat sunah tarawih di bulan Ramadhan, Nabi Muhammad SAW bersabda :

1. Barangsiapa yang Sholat Tarawih di malam pertama ( 1 ), Maka diampuni dosa-dosanya seperti ia baru dilahirkan oleh ibunya.

2. Sholat Tarawih di malam ke dua ( 2 ), Maka orang itu pasti akan mendapatkan ampunan dari Allah dan juga ibu bapaknya yang beriman.

3. Sholat Tarawih di malam ke tiga ( 3 ), Maka malaikat berseru dari bawah Arasy : Hai, hamba Allah lanjutkan pekerjaanmu ( melaksanakan Sholat Tarawih ) Niscaya Allah aan mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu.

4. Sholat Tarawih di malam ke empat ( 4 ), Maka ia akan mendapatkan ganjaran pahala seakan-akan ia membaca Kitab Taurat, Zabur dan Al-Qur'anul Karim.

5. Sholat Tarawih di malam ke lima ( 5 ), Maka Allah memberikan ganjaran seperti orang yang sholat di Masjidil Haram (Mekah), Masjid Nabawi (Madinah) dan Masjidil Aqso (Palestina).

6. Sholat Tarawih di malam ke enam ( 6 ), Maka Allah memberikan ganjaran pahala sebanyak Malaikat yang Thawaf di Baitul Ma'mur dan memohon ampunan untuknya.

7. Sholat Tarawih di malam ke tujuh ( 7 ), Maka seakan-akan ia bersama-sama Nabi Musa As. berjuang dan menolongnya untuk menaklukan kedzaliman Fir'aun dan Haman.

8. Sholat Tarawih di malam ke delapan ( 8 ), Maka Allah memberikan karunia seperti Allah memberikan karunia kepada Nabi Ibrahim As.

9. Sholat Tarawih di malam ke sembilan ( 9 ), Maka seakan-akan ia beribadah kepada Allah seperti ibadahnya Nabi Muhammad SAW.

10. Sholat Tarawih di malam ke sepuluh ( 10 ), Maka Allah memberikan kepadanya kebaikan Dunia dan Akhirat.

11. Sholat Tarawih di malam ke sebelas ( 11 ), Maka apabila ia (kita) meninggal dunia maka kita dalam keadaan (Husnul Khotimah) bersih dari dosa, seperti baru dilahirkan ibunya.

12. Sholat Tarawih di malam ke duabelas ( 12 ), Maka pada hari Kiamat, kita (ia) akan menghadap Allah dengan wajah seperti Bulan Purnama.

13. Sholat Tarawih di malam ke tigabelas ( 13 ), Maka ia akan berada pada hari Kiamat, terbebas dari semua keburukan/kesalah-kesalahan.

14. Sholat Tarawih di malam ke empatbelas ( 14 ), Maka datanglah para malaikat, mereka menyaksikan bahwa orang ini telah sholat tarawih satu bulan penuh dan Allah akan menghisabnya (dengan mendapatkan kemudahan).

15. Sholat Tarawih di malam ke limabelas ( 15 ), Maka seluruh Malaikat, juga Malaikat Arasy dan Kursi selalu memohon untuknya Rahmat dan Ampunan.

16. Sholat Tarawih di malam ke enambelas ( 16 ), Maka Allah akan mencatat untuknya bebas dari api Neraka dan diperkenankan masuk Surga.

17. Sholat Tarawih di malam ke tujuhbelas ( 17 ), Maka ia akan diberi ganjaran pahala seperti para nabi.

18. Sholat Tarawih di malam ke delapanbelas ( 18 ), Maka para Malaikat memanggil (berseru-seru) : Hai, hamba Allah, sesungguhnya Allah ridho kepadamu juga kepada Ibu dan Bapakmu.

19. Sholat Tarawih di malam ke sembilanbelas ( 19 ), Maka Allah akan mengangkat/menaikkan derajatmu di dalam Surga Firdaus.

20. Sholat Tarawih di malam ke duapuluh ( 20 ), Maka Allah akan memberimu pahala seperti para Syuhada' (Pejuang) dan Sholihin (orang-orang sholih).

21. Sholat Tarawih di malam ke duapuluhsatu ( 21 ), Maka Allah akan membangun sebuah istana di Surga untukmu dari Nur (Cahaya yang terang benderang).

22. Sholat Tarawih di malam ke duapuluhdua ( 22 ), Maka pada hari Kiamat kita akan menghadap Allah dalam keadaan tenang, tidak ada rasa taut, gentar ataupun resah (panik).

23. Sholat Tarawih di malam ke duapuluhtiga ( 23 ), Maka Allah mendirikan untuknya sebuah kota di dalam Surga.

24. Sholat Tarawih di malam ke duapuluhempat ( 24 ), Maka ia akan mendapatkan 24 permohonan diterima Allah SWT.

25. Sholat Tarawih di malam ke duapuluhlima ( 25 ), Maka Allah akan mengangkat/melepaskan ia dari azab kubur.

26. Sholat Tarawih di malam ke duapuluhenam ( 26 ), Maka Allah akan menerimanya dan ganjaran dari padanya Ibadah selama 40 tahun.

27. Sholat Tarawih di malam ke duapuluhtujuh ( 27 ), Maka ia akan diberi kemudahan untuk melintas/ menyeberangi lautan api seperti secepat kilat yang menyambar.

28. Sholat Tarawih di malam ke duapuluhdelapan ( 28 ), Maka Allah akan memberikan kepadanya 1000 derajat dalam Surga.

29. Sholat Tarawih di malam ke duapuluhsembilan ( 29 ), Maka Allah memberikan kepadanya ganjaran 1000 ibadah haji yang mabrur (diridhoi Allah).

30. Sholat Tarawih di malam ke tigapuluh ( 30 ), Maka Allah berkata : Hai hamba-hambaku makanlah buah-buahan dari surga dan mandilah dengan ari Salsabil juga minumlah air Kautsat, Saya tuhanmu dan engaku Hamba-Ku yang sholeh.




Subhanallah, betapa murahnya Allah kepada kita. Untuk itu ayo segera berangkat masjid untuk Sholat Tarawih (Sholat Isya' dulu pastinya ) mumpung masih dipertemukan dengan bulan nan suci ini.

Minggu, 15 Juli 2012

Daftar Raja Penguasa Majapahit

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

 Majapahit setidaknya pernah dipimpin oleh 13 orang secara bergantian sesuai dengan periodenya. Mulai dari Raden Wijaya yang merupakan pendiri Kerajaan Majapahit, hingga Girindrawardhana Dyah Ranawijaya alias Bhre Kertabumi. Kerajaan ini pernah kejayaan pada masa Raja Hayam Wuruk.

Dan berikut adalah penguasa Kerajaan Majapahit tersebut:
1. Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana) (1293-1309)
Untuk mengetahui sejarah Raden Wijaya bisa klik  di sini.
2. Jayanagara (1309-1328)
3. Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350)
4. Hayam Wuruk (Rajasanagara) (1350-1389)
5. Wikramawardhana (1390-1428)
6. Suhita (1429-1447)
7. Dyah Kertawijaya (1447-1451)
8. Rajasawardhana (1451-1453)
9. Girishawardhana (1456-1466)
10. Singhawikramawardhana (Suraprabhawa) (1466-1474)
11. Girindrawardhana Dyah Wijayakarana(1468-1478)
12. Singawardhana Dyah Wijayakusuma (menurut Pararaton menjadi Raja Majapahit selama 4 bulan  sebelum wafat secara mendadak ) ( ? - 1486 )
13. Girindrawardhana Dyah Ranawijaya alias Bhre Kertabumi (diduga kuat sebagai Brawijaya, menurut Kitab Pararaton dan Suma Oriental karangan Tome Pires pada tahun 1513) (1474-1519)

Raden Wijaya

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Kertarajasa Jayawardhana atau disebut juga Raden Wijaya (lahir: ? - wafat: Majapahit, 1309) adalah pendiri Kerajaan Majapahit sekaligus raja pertama Majapahit yang memerintah pada tahun 1293-1309, bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardana, atau lengkapnya Nararya Sanggramawijaya Sri Maharaja Kertarajasa Jayawardhana.

Nama Asli

Raden Wijaya merupakan nama yang lazim dipakai para sejarawan untuk menyebut pendiri Kerajaan Majapahit. Nama ini terdapat dalam Pararaton yang ditulis sekitar akhir abad ke-15. Kadang Pararaton juga menulisnya secara lengkap, yaitu Raden Harsawijaya. Padahal menurut bukti-bukti prasasti, pada masa kehidupan Wijaya (abad ke-13 atau 14) pemakaian gelar raden belum populer.
Nagarakretagama yang ditulis pada pertengahan abad ke-14 menyebut pendiri Majapahit bernama Dyah Wijaya. Gelar dyah merupakan gelar kebangsawanan yang populer saat itu dan menjadi cikal bakal gelar Raden. Istilah Raden sendiri diperkirakan berasal dari kata Ra Dyah atau Ra Dyan atau Ra Hadyan.
Nama asli pendiri Majapahit yang paling tepat adalah Nararya Sanggramawijaya, karena nama ini terdapat dalam prasasti Kudadu yang dikeluarkan oleh Wijaya sendiri pada tahun 1294. Gelar Nararya juga merupakan gelar kebangsawanan, meskipun gelar Dyah lebih sering digunakan.

Asal-Usul

Menurut Pararaton, Raden Wijaya adalah putra Mahisa Campaka, seorang pangeran dari Kerajaan Singhasari. Ia dibesarkan di lingkungan Kerajaan Singhasari.
Menurut Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara, Raden Wijaya adalah putra pasangan Rakyan Jayadarma dan Dyah Lembu Tal. Ayahnya adalah putra Prabu Guru Darmasiksa, raja Kerajaan Sunda Galuh, sedangkan ibunya adalah putri Mahisa Campaka dari Kerajaan Singhasari. Dengan demikian, Raden Wijaya merupakan perpaduan darah Sunda dan Jawa.
Setelah Rakyan Jayadarma tewas diracun musuhnya, Lembu Tal pulang ke Singhasari membawa serta Wijaya. Dengan demikian, Raden Wijaya seharusnya menjadi raja ke-27 Kerajaan Sunda Galuh. Sebaliknya, ia mendirikan Majapahit setelah tewasnya raja Kertanegara, raja Singhasari terakhir, yang merupakan sepupu ibunya.
Kisah di atas mirip dengan Babad Tanah Jawi yang menyebut pendiri Kerajaan Majapahit bernama Jaka Sesuruh putra Prabu Sri Pamekas raja Kerajaan Pajajaran, yang juga terletak di kawasan Sunda. Jaka Sesuruh melarikan diri ke timur karena dikalahkan saudara tirinya yang bernama Siyung Wanara. Ia kemudian membangun Kerajaan Majapahit dan berbalik menumpas Siyung Wanara.
Berita di atas berlawanan dengan Nagarakretagama yang menyebut Dyah Lembu Tal adalah seorang laki-laki, putra Narasinghamurti. Naskah ini memuji Lembu Tal sebagai seorang perwira yuda yang gagah berani dan merupakan ayah dari Dyah Wijaya.

Silsilah Keluarga

Raden Wijaya dalam prasasti Balawi tahun 1305 menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa. Menurut Nagarakretagama, Wijaya adalah putra Dyah Lembu Tal, putra Narasinghamurti. Menurut Pararaton, Narasinghamurti alias Mahisa Campaka adalah putra Mahisa Wonga Teleng putra Ken Arok pendiri Wangsa Rajasa.
Menurut prasasti Balawi dan Nagarakretagama, Raden Wijaya menikah dengan empat orang putri Kertanagara, raja terakhir Kerajaan Singhasari, yaitu Tribhuwaneswari, Narendraduhita, Jayendradewi, dan Gayatri. Sedangkan menurut Pararaton, ia hanya menikahi dua orang putri Kertanagara saja, serta seorang putri dari Kerajaan Malayu bernama Dara Petak, yaitu salah satu dari dua putri yang dibawa kembali dari Melayu oleh pasukan yang dulunya dikirim oleh Kertanagara yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu pada masa kerajaan Singhasari. Dara Petak merupakan salah seorang putri Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa Raja Melayu dari Kerajaan Dharmasraya.
Menurut prasasti Sukamerta dan prasasti Balawi, Raden Wijaya memiliki seorang putra dari Tribhuwaneswari bernama Jayanagara.Sedangkan Jayanagara menurut Pararaton adalah putra Dara Petak, dan menurut Nagarakretagama adalah putra Indreswari. Sementara itu, dari Gayatri lahir dua orang putri bernama Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat.
Namun demikian ada juga pendapat lain, dimana Raden Wijaya juga mengambil Dara Jingga yang juga salah seorang putri Kerajaan Melayu sebagai istrinya selain dari Dara Petak, karena Dara Jingga juga dikenal memiliki sebutan sira alaki dewa — dia yang dinikahi orang yang bergelar dewa.

Mendirikan Desa Majapahit

Menurut Prasasti Kudadu, pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang terhadap kekuasaan Kerajaan Singhasari. Raden Wijaya ditunjuk Kertanegara untuk menumpas pasukan Gelang-Gelang yang menyerang dari arah utara Singhasari. Wijaya berhasil memukul mundur musuhnya. Namun pasukan pemberontak yang lebih besar datang dari arah selatan dan berhasil menewaskan Kertanagara.
Menyadari hal itu, Raden Wijaya melarikan diri hendak berlindung ke Terung di sebelah utara Singhasari. Namun karena terus dikejar-kejar musuh ia memilih pergi ke arah timur. Dengan bantuan kepala desa Kudadu, ia berhasil menyeberangi Selat Madura untuk bertemu Arya Wiraraja penguasa Songeneb (nama lama Sumenep).
Bersama Arya Wiraraja, Raden Wijaya merencanakan siasat untuk merebut kembali takhta dari tangan Jayakatwang. Wijaya berjanji, jika ia berhasil mengalahkan Jayakatwang, maka daerah kekuasaannya akan dibagi dua untuk dirinya dan Wiraraja. Siasat pertama pun dijalankan. Mula-mula, Wiraraja menyampaikan berita kepada Jayakatwang bahwa Wijaya menyatakan menyerah kalah. Jayakatwang yang telah membangun kembali negeri leluhurnya, yaitu Kerajaan Kadiri menerimanya dengan senang hati. Ia pun mengirim utusan untuk menjemput Wijaya di pelabuhan Jungbiru.
Siasat berikutnya, Wijaya meminta Hutan Tarik di sebelah timur Kadiri untuk dibangun sebagai kawasan wisata perburuan. Wijaya mengaku ingin bermukim di sana. Jayakatwang yang gemar berburu segera mengabulkannya tanpa curiga. Wiraraja pun mengirim orang-orang Songeneb untuk membantu Wijaya membuka hutan tersebut. Menurut Kidung Panji Wijayakrama, salah seorang Madura menemukan buah maja yang rasanya pahit. Oleh karena itu, desa pemukiman yang didirikan Wijaya tersebut pun diberi nama Majapahit.

Menjadi Raja Majapahit

Catatan Dinasti Yuan mengisahkan pada tahun 1293 pasukan Mongol sebanyak 20.000 orang dipimpin Ike Mese mendarat di Jawa untuk menghukum Kertanagara, karena pada tahun 1289 Kertanagara telah melukai utusan yang dikirim Kubilai Khan raja Mongol.
Raden Wijaya memanfaatkan kedatangan pasukan Mongol ini untuk menghancurkan Jayakatwang. Ia pun mengundang Ike Mese untuk memberi tahu bahwa dirinya adalah ahli waris Kertanagara yang sudah tewas. Wijaya meminta bantuan untuk merebut kembali kekuasaan Pulau Jawa dari tangan Jayakatwang, dan setelah itu baru ia bersedia menyatakan tunduk kepada bangsa Mongol.
Jayakatwang yang mendengar persekutuan Wijaya dan Ike Mese segera mengirim pasukan Kadiri untuk menghancurkan mereka. Namun pasukan itu justru berhasil dikalahkan oleh pihak Mongol. Selanjutnya, gabungan pasukan Mongol dan Majapahit serta Madura bergerak menyerang Daha, ibu kota Kerajaan Kadiri. Jayakatwang akhirnya menyerah dan ditawan dalam kapal Mongol.
Setelah Jayakatwang dikalahkan, Wijaya meminta izin untuk kembali ke Majapahit mempersiapkan penyerahan dirinya. Ike Mese mengizinkannya tanpa curiga. Sesampainya di Majapahit, Wijaya membunuh para prajurit Mongol yang mengawalnya. Ia kemudian memimpin serangan balik ke arah Daha di mana pasukan Mongol sedang berpesta kemenangan. Serangan mendadak itu membuat Ike Mese kehilangan banyak prajurit dan terpaksa menarik mundur pasukannya meninggalkan Jawa.
Wijaya kemudian menobatkan dirinya menjadi raja Majapahit. Menurut Kidung Harsa Wijaya, penobatan tersebut terjadi pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka, atau bertepatan dengan 12 November 1293.

Masa Pemerintahan

Dalam memerintah Majapahit, Wijaya mengangkat para pengikutnya yang dulu setia dalam perjuangan. Nambi diangkat sebagai patih Majapahit, Lembu Sora sebagai patih Daha, Arya Wiraraja dan Ranggalawe sebagai pasangguhan. Pada tahun 1294 Wijaya juga memberikan anugerah kepada pemimpin desa Kudadu yang dulu melindunginya saat pelarian menuju Pulau Madura.
Pada tahun 1295 seorang tokoh licik bernama Mahapati menghasut Ranggalawe untuk memberontak. Pemberontakan ini dipicu oleh pengangkatan Nambi sebagai patih, dan menjadi perang saudara pertama yang melanda Majapahit. Setelah Ranggalawe tewas, Wiraraja mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pasangguhan. Ia menagih janji Wijaya tentang pembagian wilayah kerajaan. Wijaya mengabulkannya. Maka, sejak saat itu, wilayah kerajaan pun hanya tinggal setengah, di mana yang sebelah timur dipimpin oleh Wiraraja dengan ibu kota di Lamajang (nama lama Lumajang).
Pada tahun 1300 terjadi peristiwa pembunuhan Lembu Sora, paman Ranggalawe. Dalam pemberontakan Ranggalawe, Sora memihak Majapahit. Namun, ketika Ranggalawe dibunuh dengan kejam oleh Kebo Anabrang, Sora merasa tidak tahan dan berbalik membunuh Anabrang. Peristiwa ini diungkit-ungkit oleh Mahapati sehingga terjadi suasana perpecahan. Pada puncaknya, Sora dan kedua kawannya, yaitu Gajah Biru dan Jurudemung tewas dibantai kelompok Nambi di halaman istana.

Akhir Hayat

Menurut Nagarakretagama, Raden Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309. Ia dimakamkan di Antahpura dan dicandikan di Simping sebagai Harihara, atau perpaduan Wisnu dan Siwa.
Raden Wijaya digantikan Jayanagara sebagai raja penerusnya.

Sumber : Wikipedia

Selasa, 26 Juni 2012

Bapak Pandu Pramuka Indonesia - Sri Sultan Hamengkubuwono IX

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Sri Sultan Hamengkubuwono IX ( Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12 April 1912 – Washington, DC, AS, 1 Oktober 1988 ) adalah seorang Raja Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1961 – 1974)


Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912, HamengkubuwonoIX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Diumur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Universiteit Leiden, Belanda (”SultanHenkie”).

Hamengkubuwono IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940 dengan gelar “Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Alogo Ngabdurrokhman Sayidin Panotogomo Kholifatulloh Ingkang Kaping Songo”. Beliau merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat “Istimewa”. Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno.

Di tahun 1968, beliau diangkat sebagai Ketua Kwartir Nasionl Gerakan Pramuka hingga tahun 1978. Sebagai pemimpin organisasi kepanduan, beliau pun termasuk tokoh yang mendapat anugerah Bronze Wolf Award dari World Organization of Scout Movement (WOSM). Inilah penghargaan tertinggi dalam dunia kepanduan.

Minggu malam pada 1 Oktober 1988 ia wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri.

Minggu, 17 Juni 2012

Resistor (Hambatan / Tahanan)

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Resistor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat arus listrik.

Komponen ini pada umumnya mempunyai simbol:
Cara mendapatkan nilai resistansi bisa menggunakan Hukum Ohm:

V = I . R

 Keterangan:
I = kuat arus (A)
V = tegangan (V)
R = resistansi (ohm)


Bedasarkan nilainya, resistor ada:
  • Resistor tetap, yaitu resistor yang memiliki nilai hambatan tetap.
          Contoh: resistor kawat logam, resistor arang
          Untuk mengetahui cara membaca nilai hambatan resistor tetap ini klik di sini.
  • Resistor tidak tetap (variable), adalah resistor yang nilai hambatannya dapat diubah - ubah.
          Macamnya:
                a. Potensiometer (VR)
    Potensiometer yaitu resistor yang nilai resistansinya dapat di ubah - ubah dengan memutar poros  yang telah tersedia.
  Simbol:
             

              b. Trimpot

 Seperti potensiometer, nilai resistansi trimpot ini juga dapat diubah - ubah, namun mengubahnya dapat dilakukan dengan memutar porosnya menggunakan obeng.
Simbol: